Beyond Your Imagination Just Listen Me

Beyond Your Imagination Just Listen Me
My Super Hero

Rabu, 22 Oktober 2014

MAKALAH GENETIKA MIKROBA


BAB I
PENDAHULUAN
                             

A.    Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakter dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotif seperti warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor Mendel  pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus.
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan bahwa seleksi gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi yang tepat dapat diamati pada tingkat fenotif. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.      Apa virus serta bagaimana struktur tubuh dan siklus reproduktif dari virus?
2.      Apa susunan tubuh pada bakteri?
3.      Bagaimana bakteri berkembang biak?

C.    Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini adalah bertujuan untuk mengetahui arti dari genetika mikroba, serta mencakup pada berbagai materi genetik pada virus dan bakteri. Genetika merupakan bagian terpenting dalam suatu kehidupan bakteri dan virus.
Adapun tujuan pembahasan materi genetika mikroba ini adalah :
1.      Untuk dapat mengetahui struktur tubuh bakteri dan virus serta materi genetiknya.
2.      Mendapatkan pengetahuan tentang genetika mikroba secara signifikan.
3.      Mengetahui siklus reproduktif virus dan bakteri.

D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan materi genetika mikroba, kami menggunakan media pustaka sebagai sumber materi yang akan disajikan, serta media internet untuk menambah suatu kekurngan dalam penyusunan makalah ini. Semua ini adalah untuk dijadikan sebuah acuan dalam penyusunan makalah yang kami susun.

BAB II
PEMBAHASAN



A.    Struktur Tubuh Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau ganda. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat (sferik) atau heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

B.     Virus Hanya Dapat Bereproduksi di Dalam Sel Inang
Virus merupakan parasit intraseluler obligat, mereka hanya dapat bereproduksi di dalam sel inang. Virus yang terisolasi tidak dapat bereproduksi atau melakukan hal-hal yang lainnya yang berhubungan dengan reproduksi, kecuali menginfeksi sel inang yang cocok. Virus tidak memiliki enzim untuk untuk melakukan metabolisme dan tidak memiliki ribosom atau peralatan lainnya untuk membuat protein sendiri. Maka, virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket yang berisi sekumpulan gen yang berpindah-pindah dari sel inang satu ke sel inang yang lainnya.
Setip tipe virus hanya dapat menginfeksi dan memparasiti beberapa jenis sel inang tertentu. Jenis-jenis sel inang yang dapat diinfeksi dan diparasiti oleh virus ini disebut kisaran inang. Virus mengidentifikasi sel inangnya dengan menggunakan kesesuaian “lock-and-key” atau “lubang-dan-kunci” antara protein di bagian luar virus tersebut dengan molekul-molekul reseptor spesifik pada permukaan sel. Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas, sehingga dapat melingkupi beberapa spesies.
Infeksi virus dimulai ketika genom dari virus mulai memasuki suatu sel inang. Mekanisme yang digunakan asam nukleat ini untuk masuk ke dalam sel berbeda-beda, tergantung tipe pada virusnya. Misalnya, faga T-genap menggunakan ekornya yang rumit untuk menginjeksikan DNA ke dalam bakteri. Begitu ada di dalam, genom virus dapat memerintah inangnya untuk memprogram ulang sel tersebut untuk membuat salinan asam nukleat virus tersebut dan menghasilkan protein virus. Kebanyakan virus menggunakan DNA polimerase dari sel inang untuk mensintesis genom-genom baru yang cetakannya berasal dari DNA virus. Namun, untuk mereplikasi genomnya, virus RNA harus menggunakan polimerase khusus yang dikode oleh virus, yaitu polimerase yang menggunakan RNA sebagai cetakan.

C.    Faga Bereproduksi Menggunakan Siklus Litik atau Sklus Lisogenik
Faga adalah jenis virus yang paling dipahami dibandingkan dengan semua jenis virus lainnya, walaupun beberapa di antaranya juga merupakan virus yang paling kompleks. Penelitian terhadap faga menghasilkan penemuan bahwa beberapa DNA untai ganda dapat bereproduksi dengan menggunakan dua mekanisme alternatif yaitu siklus litik dan siklus isogenik.
Siklus litik merupakan siklur reproduksi yang akhirnya akan menyebabkan kematian sel inangnya. Istilah ini mengacu pada tahap akhir dari infeksi, yaitu pada saat bakteri lisis (lyse pecah terbuka) dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel. Masing-masing faga ini kemudian dapat menginfeksi sel yang masih sehat, dan beberapa siklus litik yang berturut-turut dapat menghancurkan seluruh koloni bakteri hanya dalam hitungan jam. Virus yang hanya dapat bereproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen.
Bakteri memiliki pertahanan dalam tubuhnya, sehingga faga tidak dapat menghancurkan semua bakteri. Karena seleksi alam lebih berpihak pada mutan-mutan bakteri yang memiliki tempat reseptor yang tidak lagi dikenali oleh tipe faga tertentu. Dan ketika DNA faga berhasil masuk ke dalam bakteri, berbagai maam enzim degradatif bisa menghancurkannya.
Sedangkan siklus lisogenik yaitu merupakan siklus reproduksi virus yang mereplikasi genom tanpa menghacurkan inangnya. Virus yang dapat melakukan kedua cara bereproduksi tersebut di dalam suatu bakteri ini disebut virus temperat. Selama siklus litik, gen-gen virus dengan cepat mengubah sel inang menjadi semacam pabrik yang memproduksi λ, dan sel tersebut segera lisis dan melepaskan produk virusnya. Genom virus berperilaku berbeda-beda selama siklus lisogenik. Molekul DNA λ dimasukan melalui rekombinasi genetik (pindah silang) ke dalam suatu tempat spesifik di kromosom dan sel inang. Vrus ini dikenal dengan nama profaga. Satu gen profaga mengkode suatu protein yang menekan (menghambat) ekspresi sebagian besar gen-gen profaga yang lain. Dengan demikian, genom faga lebih banyak diam sewaktu di dalam bakteri. Mekanisme ini membuat virus dapat berpropagasi tanpa membunuh sel inang dimana mereka bergantung.
Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu, dapat menghasilkan faga aktif yang melisis sel inangnya. Hal ini terjadi ketika genom λ keluar dari kromosom bakteri. Pada saat ini, genom λ memerintahkan sel inang untuk membuat faga yang utuh dan kemudian menghancurkan dirinya sendiri, melepaskan partikel faga yang dapat menginfeksi. Yang mengubah virus dari menggunakan cara lisogenik menjadi cara litik adalah pemacu dari lingkungan, seperti radiasi atau adanya beberapa zat kimiawi tertentu.

D.    Viroid dan Prion
Viroid adalah molekul-molekul kecil dari RNA sirkular telanjang yang menginfeksi tanaman. Viroid hanya beberapa ratus nukleotida panjangnya, tidak mengkode protein tetapi dapat mereplikasi di dalam sel tanaman inang, dengan menggunakan enzim seluler. Dengan suatu cara, RNA ini dapat mengganggu metabolisme sel tanaman dan menghambat pertumbuhan keseluruhan tanaman tersebut. Viroid menyebabkan kesalahan pada sistem pengatur yang mengontrol pertumbuhan tanaman, penyakit yang ditimbulkannya adalah perkembangan yang abnormal dan pertumbuhan yang terhambat. Hal yang bisa dipelajari dari viroid adalah bahwa sebuah molekul bisa menjadi agen infeksi yang menyebarkan penyakit. Tetapi viroid merupakan asam nukleat, yang kemampuan bereplikasinya telah diketahui.
Prion merupakan versi salah lipat dari protein otak yang normal. Ketika suatu prion mengalami kontak dengan kembarannya yang normal, ia dapat menginduksi protein normal tersebut sehingga menjadi abnormal. Reaksi berantai yang dihasilkan dapat berlanjut terus sampai prion berakumulasi pada jumlah yang membahayakan, menyebabkan malfungsi seluler dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya degenerasi otak. Protein ini adalah merupakan penyebab beberapa penyakit degeneratif otak, termasuk scrapie pada domba, “penyakit sapi gila” dan penyakit Creutzfeldt Jakob yang menyerang manusia.
Virus RNA yang memiliki siklus reproduktif paling rumit adalah retrovirus. Retro berarti mundur, mengacu pada arah alir informasi genetik yang terbalik untuk virus. Retrovirus dilengkapi dengan suatu enzim yang disebut transkriptase balik (reverse transkriptase), yang mentranskripsi DNA dari cetakan RNA, memberikan aliran informasi RNA ke DNA. DNA yang baru dibentuk kemudian berintegrasi sebagai provirus ke dalam kromosom di dalam nukleus sel hewan. RNA polimerase inang mentranskripsi DNA virus menjadi molekul RNA, yang dapat berfungsi sebagai mRNA untuk sintesis protein virus maupun sebagai genom untuk partikel virus baru yang dilepaskan dari sel. Satu tetrovirus yang dipandang penting adalah HIV (Human Immunno-deficiency Virus), virus penyebab AIDS (Acquired Immunideficiency Cyndrom).
Siklus hidup virus HIV, yaitu genom masuk ke dalam sel inang ketika virus bergabung dengan membran plasma dan protein kapsid dilepaskan seara enzimatik. Transkiptase balik mengkatalisis sintesis untai DNA yang berkomplementer dengan cetakan RNA yang disediakan oleh genom virus dan kemudian sintesis dari dua untai DNA komplementer. DNA untai ganda yang dihasilkan dimasukan sebagai provirus ke dalam genom sel inang. Gen-gen provirus ditranskripsi menjadi molekul-molekul mRNA yang ditranslasi di dalam sitoplasma menjadi protein HIV. RNA yang ditranskripsi dari provirus juga berfungsi sebagai genom untuk generasi selanjutnya dari virus. Penyusun kapsid disekitar genom diikuti oleh pertunasan virus-virus baru dari sel inang.

E.     Bakteri
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana tapa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat, seperti di tananh, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 µm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter sehingga 700 µm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

Berikut struktur tubuh bakteri :


Struktur tubuh bakteri terbagi menjadi dua, yaitu :
1.      Struktur dasar (dimiliki oleh hampir seluruh bakteri)
a.    Dinding sel tersusun dari petidoglikan, yaitu gabungan protein dan polisakarida.
b.    Membran plasma, yaitu membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fospollipid dan protein.
c.    Sitoplasma, yaitu cairan sel.
d.   Ribosom, yaitu organel yang tersebar di dalam sitoplasma yang tersusun atas protein dan RNA.
e.    Granula penyimpanan, yaitu tempat penyimpanan cadangan makanan pada bakteri.
2.      Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
a.    Kapsul atau lapisan lendir, yaitu lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut dengan kapsul, namun bila lapisannya tipis disebut lendir. Kapsul dan lapisan lendir ini tersusun atas polisakarida dan air.
b.    Flagelum atau bulu cambuk, yaitu berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
c.    Pilus dan fimbria, yaitu struktur yang berbentuk seperti rambut halus dari dinding sel, pisul mirip seperti flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Sedangkan fibrian adalah struktur sejenis pilus, tetapi lebih pendek dari pada pilus.
d.   Klorosom, yaitu struktur yang tepat berada di bawah membran plasma dan mengandung pigmen khlorofil dan figmen lainnya untuk fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
e.    Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
f.     Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

F.     Komponen Penyusun Bakteri
Komponen utama genom bakteri adalah senuah molekul DNA sirkular untai ganda. Walaupun disebut struktur ini sebagai bakteri, struktur ini sangat berbeda dengan kromosom eukariotik, yang memiliki molekul DNA linear yang berasosiasi dengan sejumlah besar protein. Pada kasus bakteri pencernaan E. coli yang telah dipahami dengan baik, DNA kromosom ini terdiri dari kurang lebih 4,6 juta pasangan nukleotida, merepresentasikan sekitar 4.300 gen. Jumlah ini 100 kali lebih banyak dari DNA yang ditemukan pada virus biasa, tetapi hanya perseribu dari DNA yang terdapat pada sel eukariotik biasa. Hal ini merupakan jumlah DNA yang sangat banyak untuk dibungkus di dalam tempat yang begitu kecil. Daerah DNA yang padat ini, yang disebut nukleotid, tidak dibungkus oleh membran seperti nukleus sel eukariutik. Selain kromosom, banyak juga bakteri yang memiliki plasmid, lingkaran-lingkaran DNA yang jauh lebih kecil lagi. Setiap plasmid hanya memiliki satu gen, berkisar dari beberapa gen sampai beberapa lusin gen.
Sel bakteri membelah diri dengan pembelaha biner, yang didahului oleh replikasi kromosom bakteri. Dari satu titik awal replikasi, penggandaan DNA berlangsung dalam dua arah di sekeliling kromosom sirkular.



G.    Reproduksi Bakteri
Bakteri melakukan reproduksi secara vegetatif atau tak kawin, dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri disebut dengan pembelahan biner, yaitu setiap sel membelah menjadi dua atau disebut juga dengan pembelahan amitosis. Mekanisme-mekanisme yang berhubungan dengan transfer gen antara bakteri adalah tranformasi, transduksi, dan konjugasi. Hal ini dapat dikatakan sebagai reproduksi bateri dengan cara seksual.

Rekombinasi merupakan pertukaran materi genetik atau DNA. Pada transformasi, DNA telanjang masuk ke dalam sel melalui lingkungan sekitarnya. Trnsformasi ini terjadi ketika sel nonpatogenik hidup mengambil potongan DNA yang kebetulan mengandung alel untuk patogenesis (gen untuk suatu lapisan sel yang melindungi bakteri dari sistem imun inang). Alel asing tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kromosom bakteri, menggantikan alel aslinya. Proses ini merupakan rekombinasi genetik pertukaran segmen DNA dengan cara pidah silang (crossing over). Sel yang ditransformasi ini sekarang memiliki satu kromosom yang mengandung DNA yang berasal dari dua sel yang berbeda.

Pada transduksi, DNA bakteri dibawa dari satu sel ke sel lain oleh faga. Terdapat dua bentuk transduksi, yaitu tranduksi umum dan tranduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif faga. Faga kadangkala membawa gen-gen bakteri dari satu sel ke sel lainnya. Pada transduksi umum, potongan-potongan yang acak dari kromosom inang dibungkus di dalam kapsid faga. Sedangkan pada transduksi khusus, profaga keluar dari kromosom dengan cara yang sedemikian rupa sehingga ia membawa serta gen-gen bakteri di dekatnya. Pada kedua tipe transduksi ini, DNA yang ditrasfer dapat berkombinasi dengan genom sel inang yang baru.

Pada konjugasi, sel jantan yang mengandung faktor F mentransfer DNA ke sel F-. Sel F+ hanya mentrasfer plasmid F saja. Konjugasi ini merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang berhubungan sementara. Transfer DNA adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi DNA, dan pasangannya menerima gen. Donor DNA, disebut juga jantan, menggunakan alat yang disebut pili seks untuk menempel pada resipien DNA, disebut juga sebagai betina. Kemudian sebuah jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk di antara kedua sel tersebut, yang menyediakan untuk transfer DNA. Pada sebagian besar kasus, kejantanan, yaitu kemampuan untuk membentuk pili seks dan menyumbangkan DNA selama konjugasi, disebabkan adanya potongan DNA khusus yang disebut faktor F (F untuk fertilisasi).

Faktor F dari sel Hfr, yang terintegrasi di dalam kromosom bakteri, membawa DNA kromosom ketika ia berpindah ke sel F-. Plasmid R menghasilkan resistensi terhadap berbagai macam antibiotik. Transfer plasmid R di antara sel-sel bakteri bisa menimbulkan masalah kesehatan. Trasposon, segmen DNA yang dapat memasuki banyak tempat di dalam DNA sel, juga memiliki kontribusi terhadap terjadinya perubahan genetik pada bakteri dan eukariota. Urutan insersi, transposon bakteri yang paling sederhana, dapat mempengaruhi fungsi gen dimana ia bergerak. Urutan insersi terdiri dari pengulangan dalam arah yang terbalik DNA yang mengapit gen untuk transporsase. Transposon gabungan memiliki gen-gen tambahan, seperti gen-gen untuk resistensi antibiotik.

H.    Karakterisitik Umum Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular, dan dapat bereplikasi sendiri, yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid-plasmid tertentu, seperti plasmid F, dapat melakukan penggabungan reversibel ke dalam kromosom sel. Elemen genetik yang dapat bereplikasi baik sebagai plasmid ataupun sebagai bagian dari kromosom bakteri disebut episom. Selain beberapa plasmid, virus-virus temperat, seperti faga λ, juga tergolong dalam episom. Plasmid tidak seperti virus, tidak memiliki lapisan protein dan dalam keadaan normal tidak terdapat di luar sel. Plasmid pada umumnya menguntungkan sel bakteri, sedangkan virus merupakan parasit yang bisa merugikan inangnya.
Plasmid hanya memiliki sedikit gen, dan gen-gen  ini tidak diperlukan untuk pertahanan hidup dan reproduksi bakteri pada keadaan normal. Walaupun demikian, gen-gen pada plasmid dapat memberikan keuntungan bagi bakteri yang hidup di lingkungan yang banyak tekanan. Plasmid F yang terdiri dari 25 gen, sebagian besar diperlukan untuk memproduksi pili seks. Flasmid R yaitu gen-gen yang memberikan resistensi antibiotik pada shigella dan bakteri patogenik lainnya. Beberapa dari gen-gen yang menimbulkan resistensi tersebut, misalnya mengkode enzim yang secara spesifik menghancurkan beberapa antibiotik tertentu, seperti tetrasiklin atau ampisilin.

I.       Bentuk dan Alat Gerak Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil), dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. 



Bakteri memiliki alat gerak, yaitu berupa flagellum atau bulu cambuk. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak untuk menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindari dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Dilihat dari jumlah flagellum dan letaknya, pada bakteri adalah sebagai berikut :
1.      Monotrik         : bila hanya berjumlah satu
2.      Lofotrik           : bila banyak flagellum disatu sisi
3.      Amfitrik          : bila banyak flagellum dikedua ujung
4.      Peritrik            : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau ganda. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat (sferik) atau heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Virus merupakan parasit intraseluler obligat, mereka hanya dapat bereproduksi di dalam sel inang. Virus yang terisolasi tidak dapat bereproduksi atau melakukan hal-hal yang lainnya yang berhubungan dengan reproduksi, kecuali menginfeksi sel inang yang cocok.
Dalam siklus litik, penginjeksian atau genom faga kedalam sebuah bakteri akan memprogram penghancuran DNA inang, pembuatan faga-faga baru, dan pencernaan dinding sel inang untuk melepaskan protein faga. Dalam siklus lisogenik, faga temparat memasukan genomya ke dalam kromosom bakteri sebagai profaga, yang kemudian akan diwariskan pada sel anak inang sampai genom tersebut terstimulasi untuk meninggalkan kromosom dan menginisiasi terjadinya siklus litik. Virus-virus ini sering memiliki sebuah selubung yang di dapatkan dari membran sel inang, yang membuatnya dapat keluar masuk sel inang. Retrovirus (seperti HIV) merupakan virus RNA yang menggunakan enzim transkriptase balik untuk mensintesis DNA dari cetakan RNA-nya. DNA kemudian dapat berintegrasi ke dalam genom inang sebagai provirus.
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana tapa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 µm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter sehingga 700 µm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Komponen utama genom bakteri adalah senuah molekul DNA sirkular untai ganda. Walaupun disebut struktur ini sebagai bakteri, struktur ini sangat berbeda dengan kromosom eukariotik, yang memiliki molekul DNA linear yang berasosiasi dengan sejumlah besar protein. Sel bakteri membelah diri dengan pembelaha biner, yang didahului oleh replikasi kromosom bakteri. Dari satu titik awal replikasi, penggandaan DNA berlangsung dalam dua arah di sekeliling kromosom sirkular.
Bakteri melakukan reproduksi secara vegetatif atau tak kawin, dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri disebut dengan pembelahan biner, yaitu setiap sel membelah menjadi dua atau disebut juga dengan pembelahan amitosis. Mekanisme-mekanisme yang berhubungan dengan transfer gen antara bakteri adalah tranformasi, transduksi, dan konjugasi. Hal ini dapat dikatakan sebagai reproduksi bateri dengan cara seksual. Rekombinasi merupakan pertukaran materi genetik atau DNA. Pada transformasi, DNA telanjang masuk ke dalam sel melalui lingkungan sekitarnya. Pada transduksi, DNA bakteri dibawa dari satu sel ke sel lain oleh faga. Pada konjugasi, sel jantan yang mengandung faktor F mentransfer DNA ke sel F-. Sel F+ hanya mentrasfer plasmid F saja. Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular, dan dapat bereplikasi sendiri, yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid-plasmid tertentu, seperti plasmid F, dapat melakukan penggabungan reversibel ke dalam kromosom sel. Plasmid hanya memiliki sedikit gen, dan gen-gen  ini tidak diperlukan untuk pertahanan hidup dan reproduksi bakteri pada keadaan normal.
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil), dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berikut berbagai macam bentuk bakteri. Bakteri memiliki alat gerak, yaitu berupa flagellum atau bulu cambuk. Dilihat dari jumlah flagellum dan letaknya, pada bakteri adalah sebagai berikut :
Monotrik         : bila hanya berjumlah satu
Lofotrik           : bila banyak flagellum disatu sisi
Amfitrik          : bila banyak flagellum dikedua ujung
Peritrik            : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

B.     Saran
Genetika mikroba adalah merupakan suatu kajian yang mempelajari tentang mikroorganisme. Mikroorganisme artinya suatu hewan yang sangat kecil dan berukuran mikron yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Pembahasan tentang genetika mikroba ini, yaitu pada virus dan bakteri. Virus merupakan genom asam nukleat terkecil yang terbungkus di dalam susunan kapsid dan terkadang di dalam selubung membran. Bakteri yaitu suatu mikroorganisme yang tersusun atas molekul DNA sirkular dengan sejumlah protein yang terikat padanya.
Dari pembahasan di atas, mudah-mudahan dengan ini kita dapat mningkatkan ilmu pengetahuan biologi khususnya dalam pembahasan genetika mikroba. Pembahasan di atas akan mengantar kita untuk mengenal dunia mikroba baik itu virus maupun bakteri. Muali dari struktur tubuh, bentuk tubuh, siklus reproduktif kehidupannya bahkan alat pelengkap lainnya yang terdapat pada mikroba. Dengan demikian, dengan pembahasan ini semua pengetahua yang belum kita ketahui, akan bertambah walaupun pembahasan di atas bersifat sederhana.


DAFTAR PUSTAKA


Campbell Reece-Mitchell. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Ciracas, Jakarta 13740. Penerbit Erlangga
Liadina. (2009). Replikasi virus. From http://liadina.wordpress.com/2009/07/02/replikasi-virus/
Wikipedia. Virus. From http://id.wikipedia.org/wiki/Virus
Guru ngeblog. (2008). Bakteri, struktur, perkembangbiakan, bentuk dan manfaatnya. From http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/
Rumiatiinevolvariera. (2011). Virus dan karakternya. From http://rumiatiinevolvariera.blogspot.com/2011/12/virus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar